Meskipun telah mempersiapkan diri menghadapi potensi sengketa Pemilu, Mahkamah Konstitusi tidak berharap kebanjiran perkara, apalagi menjadi keranjang sampah.
Wakil Ketua MK Arief Hidayat menegaskan harapan itu ketika membuka acara Pendidikan dan Pelatihan Penyelesaian Perkara Perselisihan Hasil Pemilu Legislatif 2014 untuk Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Gedung Pusdik Pancasila dan Konstitusi, Cisarua, Bogor, Selasa (11/2/2014). Guru besar Universitas Diponegoro ini berharap PKPI menjadi salah satu partai yang tidak terlalu banyak bersengketa di MK, yang berarti PKPI akan lebih banyak menjadi Termohon daripada Pemohon.
"Pusdiklat ini didirikan dalam rangka menjaga Pancasila dan Konstitusi. Meskipun masih baru, namun lokasinya strategis. Padahal biasanya susah mendapatkan lahan strategis untuk pembangunan yang masih baru. Ini menunjukkan pentingnya Pancasila dan Konstitusi, yang sejalan dengan himne PKPI yang konsisten dengan Pancasila," puji Arief kepada seluruh kader PKPI peserta pelatihan.
Pembukaan diklat ini dihadiri oleh Ketua Umum PKPI Dr. HC. Sutiyoso. "Saya ikut menggodok gelar doktor Pak Sutiyoso di Undip. Beliau juga berprestasi karena juga mendapat gelar dari Busan University Korea," kata Arief.
Dalam sambutannya, Sutiyoso berterima kasih kepada MK yang telah menggelar acara ini. "Semuanya dibiayai oleh MK, mulai transportasi, akomodasi, logistik. Kabarnya juga dikasih uang saku. Maka dari itu saya ingatkan agar seluruh peserta mengikuti diklat selama empat hari ini dengan serius sampai tuntas," imbuh Sutiyoso.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga memuji kiprah MK yang selama 11 tahun telah mengukir banyak prestasi. Meskipun kemarin sempat terkena musibah kasus Akil Mochtar, PKPI tetap memandang MK adalah lembaga yang teramat penting. "PKPI mendukung penuh Mahkamah Konstitusi, apalagi ini adalah lembaga yang memutus sengketa yang tidak bisa diselesaikan peradilan biasa," katanya.
Diklat akan berlangsung hingga Jumat (14/2) dan memberikan sejumlah materi dan praktik mengenai Perselisihan Hasil Pemilu Legislatif 2014. (Yazid/mh)
Wakil Ketua MK Arief Hidayat menegaskan harapan itu ketika membuka acara Pendidikan dan Pelatihan Penyelesaian Perkara Perselisihan Hasil Pemilu Legislatif 2014 untuk Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Gedung Pusdik Pancasila dan Konstitusi, Cisarua, Bogor, Selasa (11/2/2014). Guru besar Universitas Diponegoro ini berharap PKPI menjadi salah satu partai yang tidak terlalu banyak bersengketa di MK, yang berarti PKPI akan lebih banyak menjadi Termohon daripada Pemohon.
"Pusdiklat ini didirikan dalam rangka menjaga Pancasila dan Konstitusi. Meskipun masih baru, namun lokasinya strategis. Padahal biasanya susah mendapatkan lahan strategis untuk pembangunan yang masih baru. Ini menunjukkan pentingnya Pancasila dan Konstitusi, yang sejalan dengan himne PKPI yang konsisten dengan Pancasila," puji Arief kepada seluruh kader PKPI peserta pelatihan.
Pembukaan diklat ini dihadiri oleh Ketua Umum PKPI Dr. HC. Sutiyoso. "Saya ikut menggodok gelar doktor Pak Sutiyoso di Undip. Beliau juga berprestasi karena juga mendapat gelar dari Busan University Korea," kata Arief.
Dalam sambutannya, Sutiyoso berterima kasih kepada MK yang telah menggelar acara ini. "Semuanya dibiayai oleh MK, mulai transportasi, akomodasi, logistik. Kabarnya juga dikasih uang saku. Maka dari itu saya ingatkan agar seluruh peserta mengikuti diklat selama empat hari ini dengan serius sampai tuntas," imbuh Sutiyoso.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga memuji kiprah MK yang selama 11 tahun telah mengukir banyak prestasi. Meskipun kemarin sempat terkena musibah kasus Akil Mochtar, PKPI tetap memandang MK adalah lembaga yang teramat penting. "PKPI mendukung penuh Mahkamah Konstitusi, apalagi ini adalah lembaga yang memutus sengketa yang tidak bisa diselesaikan peradilan biasa," katanya.
Diklat akan berlangsung hingga Jumat (14/2) dan memberikan sejumlah materi dan praktik mengenai Perselisihan Hasil Pemilu Legislatif 2014. (Yazid/mh)
Postingan
.jpg)
.jpg)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !